WahanaNews-Karo | Tim Rescuer Pos SAR Danau Toba Sumut melakukan pencarian terhadap seorang rombongan jemaat gereja yang tenggelam di Danau Toba, Minggu (23/10) kemarin.
Informasi kejadian tersebut pertama kali diterima dari Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten. Toba melalui sambungan telepon.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Menurut informasi yang diterima kronologis kejadian bermula saat korban bersama rombongan jemaat gereja berjumlah sekitar 60 orang datang dari Pematang Siantar ke Pantai Pasir Putih Danau Toba, Desa Parparean 2, Kecamatan Porsea, Kabupaten Toba dan tiba di lokasi pada Minggu (23/10/3022) sekitar pukul 09.00 WIB.
Setibanya di lokasi rombongan melakukan kebaktian rohani dan selanjutnya bermain dan berenang disekitar Pantai Pasir Putih. Sekitar pukul 14.00 WIB, semua rombongan kembali ke bibir pantai untuk melakukan makan siang bersama, namun salah seorang dari rombongan melihat korban berjalan ke arah Danau Toba dan berenang, tidak berselang lama korban tidak lagi kelihatan.
Mendapati kejadian tersebut, seluruh keluarga dan rombongan langsung berusaha mencari tahu keberadaan korban, namun hingga sore hari korban tak kunjung ditemukan dan diduga hilang di Danau Toba hingga akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Kabupaten Toba dan diteruskan ke Pos SAR Parapat Danau Toba.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Korban diketahui bernama Robby Hutauruk (43) warga Kecamatan Siantar Martoba Kota Pematang Siantar.
Kepala Basarnas Medan Budiono, S.E., M.M. melalui Koordinator Pos SAR Danau Toba Hisar Turnip, SE. mengatakan, pihaknya menerima informasi tersebut pada Minggu malam, selanjutnya Tim langsung bergerak menuju lokasi, setibanya dilokasi tim langsung berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait yang sudah berada di lokasi namun karenakan kondisi sudah malam hdan pencahayaan di sekitar lokasi sangat minim, maka diputuskan Operasi SAR dilanjutkan pada Senin (24/10/2022).
Hisar juga menambahkan pencarian pagi ini dilakukan dengan cara penyelaman dan menggunakan alat Aqua Eyes yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan korban di dalam air.
“Tim terlebih dahulu melakukan pencarian menggunakan Aqua Eyes dari Permukaan air, setelah posisi korban terdeteksi kemudian dilakukan penyelaman dengan harapan semoga korban secepatnya kita temukan,” sebutnya. [rum]