KARO WAHANANEWS.CO.
Kabanjahe- Pemkab Karo bersama Tanoto Foundation workshop gelar persiapan implementasi program pengembangan numerasi dalam langkah awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Karo.
Baca Juga:
Ketua MPR Tinjau Aceh, Warga Berharap Pemerintah Segera Bangun Rumah Singgah Sementara
Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Bupati Karo dan dihadiri dari perwakilan Tanoto Foundation , perwakilan dari berbagai pemangku kepentingan termasuk dinas pendidikan, kepala sekolah, pengawas, dan tokoh masyarakat di Kabupaten Karo.
Dalam sambutannya, Bupati Karo Antonius Ginting menyampaikan tentang kegiatan gotong-royong kebersihan di objek wisata Gundaling bersama dengan para ASN Pemkab Karo.
Perlu diberikan contoh dalam memimpin agar program pengembangan numerasi ini dapat menjadi bagian dari transformasi nyata di sektor pendidikan Kabupaten Karo.
Baca Juga:
Kerusuhan TMP Kalibata Rugikan Rp1,2 Miliar, Dipicu Kematian Dua Mata Elang
“Harapan kami sangat tinggi, bahkan melebihi harapan-harapan biasa meski belum 100 hari menjabat,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa intervensi pendidikan seperti ini benar-benar menjangkau masyarakat, terutama mereka yang berada di wilayah tertinggal seperti Kecamatan Kutabuluh, Juhar dan Kecamatan Mardinding.
Program pengembangan numerasi ini dirancang berdasarkan tantangan yang dihadapi Kabupaten Karo, di mana skor numerasi masih berada di angka 52,22 persen jauh di bawah target nasional sebesar 70,75 persenpada 2029.
Melalui strategi kolaboratif dan pendekatan berbasis bukti, Tanoto Foundation mengintervensi langsung guru dan orang tua, dengan pelatihan, pendampingan, serta aktivitas numerasi terstruktur baik di sekolah maupun di rumah.
Direktur Program Implementation Lead Tanoto Foundation, Merryen Silalahi menyampaikan bahwa program ini telah menunjukkan dampak signifikan di wilayah lain, dengan peningkatan hasil belajar siswa hingga 38,8 persen dan peningkatan kinerja guru sebesar 27,2 persen.
“Di Karo, kami ingin melangkah lebih jauh dengan membangun kepemilikan lokal sejak awal, sehingga implementasinya bisa berkelanjutan bahkan setelah program ini selesai,” katanya.
Program ini bukan hanya soal angka, melainkan membangun ekosistem pendidikan yang holistik dengan melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah, guru, orang tua, hingga masyarakat luas."ujar Bupati Karo.
[ Redaktur : Hadi Kurniawan ]